Kuningan, sebuah kota yang hanya sekitar 30 menit perjalanan darat dari Kota Cirebon atau ± 3 jam dari Kota Bandung ke arah utara melewati Kota Sumedang. Perjalanan saya di Kuningan terasa belum puas jika tidak menikmati suguhan wisata yang ditawarkan kota ini. Ada beberapa tujuan wisata yang bisa dinikmati di kota ini salah satunya adalah pemandian air panas Sangkanurip. Saya hanya sempat mengunjungi tiga tempat wisata selama saya berada di Kuningan dan yang pertama akan saya ceritakan adalah Sangkanurip. Cerita ini melanjutkan catper saya sebelumnya yaitu First Time to Cirebon (Semalam di Cirebon).
Setelah menginjakkan kaki kembali di Kuningan tepatnya di rumah teman saya Nunu, ternyata orangnya ga ada dirumah, kelayapan entah kemana. Terpaksa menunggu di dalam kamar sesuai perintah ibunya sampai ketiduran hingga sore hari. Sekitar jam 5 sore dia baru datang dan langsung membangunkan saya dan Malik. Dia ternyata sempet sms pake hp temennya dan bilang akan pulang sekitar jam 5, tapi karena tidur dengan pulasnya maka dering nada sms tidak terdengar oleh kuping saya. Handphone punya dia ternyata emang ga aktif karena kehabisan batere saat nonton road race.
Mata masih terasa berat waktu Nunu membangunkan saya, tapi karena hari menjelang magrib saya putuskan untuk tidak melanjutkan tidur karena kata orang tua ga baik tidur sore menjelang magrib. Untuk menghilangkan rasa kantuk yang masih tersisa kami ngobrol-ngobrol ditemani pisang goreng di piring yang masih tersisa beberpa biji sampai adzan magrib berkumandang. Dari obrolan ini, kami sepakat untuk menikmati malam di pemandian air panas Sangkanurip. Merasakan hangatnya berendam air panas untuk melemaskan otot-otot yang kaku. Habis sholat isya adalah waktu yang kami pilih untuk berangkat kesana.
Berangkaaattt…!!!
Setelah selesai makan malam, kami bersiap berangkat menuju Sangkanurip dengan membawa dua buah tas. Berisi baju, celana, cd dan handuk tidak lupa kantong plastik buat baju dan celana yang basah. Karena bertiga akhirnya Nunu mengajak satu orang temennya, biar dia ga sendirian naik motor. Sekitar jam 19.30, kami meluncur menuju Sangkanurip dengan keadaan belum mandi, toh disana ntar juga mandi. Dinginnya angin malam lumayan terasa. Dengan laju motor yang santai, kami menyusuri jalanan sambil menikmati suasana pedesaan Kuningan di malam hari.
Dalam beberapa menit kami sudah melintasi kota Kuningan, mungkin karena bukan malam minggu jadi suasananya ga terlalu rame. Motor kami terus melaju menuju kecamatan Cilimus. Dingin semakin menusuk karena Cilimus memang tepat berada di lereng Gunung Ciremai. Setelah sampai disebuah pertigaan dengan gerbang yang bertuliskan Sangkanurip, kami membelokkan motor kami ke kanan. Lokasi pemandiannya tidak terlalu jauh dari gerbang masuk tadi, dengan melewati beberapa hotel.