Hari terakhir saya di Kota Kuningan sesuai rencana sebenarnya hanya akan berkunjung ke Museum Linggarjati. Mengingat waktu kita berangkat sudah kesiangan, kemungkinan hanya akan sempat mengunjungi satu lokasi wisata. Kenyataannya saat saya berada di Museum Linggarjati, hujan juga memberi kontribusi bahwa saya hanya bisa mengunjungi satu lokasi wisata hari ini. Tapi ternyata tuhan berkehendak lain, tuhan masih memberi saya kesempatan untuk bisa menikmati satu lagi suguhan wisata di Kota Kuningan. Menikmati wisata lainnya yang ada di lereng Gunung Ciremai. Kunjungan yang sama sekali tidak direncanakan.
Hujan sudah reda ketika saya meninggalkan Museum Linggarjati. Meninggalkan kenangan yang tidak mungkin saya lupakan. Sebagai pecinta sejarah bisa berkesempatan mengunjungi tempat yang bersejarah bagi Indonesia merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi saya. Sekitar jam 14.20, kami meninggalkan Museum Linggarjati dan berniat langsung pulang ke rumah teman saya. Mumpung hujan sudah reda kami pengen segera pulang sebelum hujan datang lagi.
Selepas meninggalkan Desa Linggarjati, kami kembali melintasi jalan raya Kuningan-Cirebon, menuju ke arah Kota Kuningan. Saat melintas di daerah Kecamatan Jalaksana, hujan tenyata malah tidak turun, jalannya terlihat kering. Disepanjang jalan di daerah ini saya melihat sebuah papan nama kecil berwarna hijau yang ditancapkan ditanah. Saya penasaran dengan papan ini, karena jumlahnya banyak dan ditertancap disepanjang jalan di daerah jalaksana. Setelah saya perhatikan di papan tersebut tertulis dengan jelas Curug Sidomba dengan gambar seekor domba. Wah ada tempat wisata lagi ini, pikir saya. Karena penasaran langsung saja saya menghentikan motor saya di sisi jalan.
Saya kemudian bertanya kepada Nunu tentang tempat wisata ini. Ternyata dia juga tidak tau dan belum pernah ke Curug Sidomba. Katanya tempat wisata ini masih terbilang baru. Untuk mengobati rasa penasaran, saya mengajak Malik dan Nunu untuk mencoba mengunjunginya melihat seperti apa tempatnya yang kelihatanya menarik. Mereka pun setuju dan kami langsung meluncur menuju Curug Sidomba. Sampai di sebuah pertigaan yang rame sesuai petunjuk arah, kami belok kanan. Saya tidak tahu nama desa dipertigaan ini. Begitu belok kanan, kami melewati perumahan penduduk dengan jalan yang lumayan mulus dan sedikit menanjak menuju ke arah lereng Gunung Ciremai.
Sampai di ujung jalan, petunjuk arah menghilang kami bingung belok kanan atau kiri. Berhenti sebentar untuk bertanya ke seorang bapak yang lagi menjemur sesuatu dipinggir jalan. Setelah bertanya, jalur yang benar menuju curug tenyata yang belok ke kanan. Kata si bapak juga masih sekitar 1 Km lagi menuju curug. Kami langsung bersemangat memacu motor menuju curug. Jalan menuju curug sedikit berbelo-belok melewati perumahan penduduk, sawah dan kebun. Setelah berjalan kurang lebih 2 Km, kami sampai juga di pintu gerbang Curug Sidomba. Ternyata lebih jauh dari yang bapak tadi bilang.
Read more...