Menikmati Air Panas Sangkanurip di Malam Hari

Selasa, 14 Juni 2011

Kuningan, sebuah kota yang hanya sekitar 30 menit perjalanan darat dari Kota Cirebon atau ± 3 jam dari Kota Bandung ke arah utara melewati Kota Sumedang. Perjalanan saya di Kuningan terasa belum puas jika tidak menikmati suguhan wisata yang ditawarkan kota ini. Ada beberapa tujuan wisata yang bisa dinikmati di kota ini salah satunya adalah pemandian air panas Sangkanurip. Saya hanya sempat mengunjungi tiga tempat wisata selama saya berada di Kuningan dan yang pertama akan saya ceritakan adalah Sangkanurip. Cerita ini melanjutkan catper saya sebelumnya yaitu First Time to Cirebon (Semalam di Cirebon).

Setelah menginjakkan kaki kembali di Kuningan tepatnya di rumah teman saya Nunu, ternyata orangnya ga ada dirumah, kelayapan entah kemana. Terpaksa menunggu di dalam kamar sesuai perintah ibunya sampai ketiduran hingga sore hari. Sekitar jam 5 sore dia baru datang dan langsung membangunkan saya dan Malik. Dia ternyata sempet sms pake hp temennya dan bilang akan pulang sekitar jam 5, tapi karena tidur dengan pulasnya maka dering nada sms tidak terdengar oleh kuping saya. Handphone punya dia ternyata emang ga aktif karena kehabisan batere saat nonton road race.

Mata masih terasa berat waktu Nunu membangunkan saya, tapi karena hari menjelang magrib saya putuskan untuk tidak melanjutkan tidur karena kata orang tua ga baik tidur sore menjelang magrib. Untuk menghilangkan rasa kantuk yang masih tersisa kami ngobrol-ngobrol ditemani pisang goreng di piring yang masih tersisa beberpa biji sampai adzan magrib berkumandang. Dari obrolan ini, kami sepakat untuk menikmati malam di pemandian air panas Sangkanurip. Merasakan hangatnya berendam air panas untuk melemaskan otot-otot yang kaku. Habis sholat isya adalah waktu yang kami pilih untuk berangkat kesana.

Berangkaaattt…!!!

Setelah selesai makan malam, kami bersiap berangkat menuju Sangkanurip dengan membawa dua buah tas. Berisi baju, celana, cd dan handuk tidak lupa kantong plastik buat baju dan celana yang basah. Karena bertiga akhirnya Nunu mengajak satu orang temennya, biar dia ga sendirian naik motor. Sekitar jam 19.30, kami meluncur menuju Sangkanurip dengan keadaan belum mandi, toh disana ntar juga mandi. Dinginnya angin malam lumayan terasa. Dengan laju motor yang santai, kami menyusuri jalanan sambil menikmati suasana pedesaan Kuningan di malam hari.

Dalam beberapa menit kami sudah melintasi kota Kuningan, mungkin karena bukan malam minggu jadi suasananya ga terlalu rame. Motor kami terus melaju menuju kecamatan Cilimus. Dingin semakin menusuk karena Cilimus memang tepat berada di lereng Gunung Ciremai. Setelah sampai disebuah pertigaan dengan gerbang yang bertuliskan Sangkanurip, kami membelokkan motor kami ke kanan. Lokasi pemandiannya tidak terlalu jauh dari gerbang masuk tadi, dengan melewati beberapa hotel.

Sangkanurip merupakan salah satu desa wisata di kabupaten Kuningan. Desa ini memiliki panorama yang indah tapi sayang waktu saya kesini pas malam hari jadi tidak bisa menikmati indahnya panorama yang disuguhkan. Di desa kecil di kaki Gunung Ciremai inilah mata air yang mengandung banyak mineral mengalir. Salah satunya dikelola untuk dijadikan pemandian air panas Sangkanurip. Beberapa hotel juga memanfaatkannya menjadi fasilitas utama yang ditawarkan kepada para tamu yang menginap.

Sampai dilokasi kami ga tau tempat parkirnya dimana, kemudian Malik meminta untuk bertanya ke seseorang yang sedang berdiri di dekat jembatan. Sosok wanita tersebut terlihat cantik dengan mengenakan baju sexy yang bisa menggoda iman. Setelah Malik bertanya, wanita tersebut langsung menunjukkan tempat parkirnya. Saya dan Malik bener-bener ga tau ternyata sosok wanita tersebut adalah seorang psk yang sering mangkal di kawasan wisata Sangkanurip. Kami semua ketawa ngakak diparkiran setelah tau bahwa wanita tadi adalah seorang psk. Wisata pemandian air panas seperti sangkanurip memang menjadi magnet kuat bagi para psk untuk mengais rejeki, seperti halnya di pemandian Cipanas Garut dan juga di Ciater Subang, terlebih lagi dengan adanya beberapa hotel dari kelas berbintang sampai kelas melati.

Sangkanurip

Dari parkiran kami langsung menuju pintu masuk, psk yang tadi Malik tanyai sudah ga ada di tempatnya mungkin sudah diboking orang. Sampai di depan loket, ternyata lumayan rame juga yang mau mandi. Harga tiket masuknya cukup murah meriah untuk sekedar berendam di kolam renang, tarifnya yaitu 7 ribu untuk dewasa sedangkan anak-anak 6 ribu. Bagi yang ingin mandi di ruang tertutup tarifnya 9 ribu untuk dewasa dan 6 ribu untuk anak-anak. Tersedia juga ruang executive dengan tarif paling mahal, tarifnya 30 ribu untuk dewasa dan untuk anak-anak 20 ribu. Mungkin untuk saat ini tarifnya sudah naik.

Kami memilih mandi dengan tarif hemat yaitu di kolam renang umum. Begitu masuk terdapat 4 kolam umum yaitu kolam air dingin merupakan kolam yang paling gede, disebelahnya terdapat kolam air dingin buat anak-anak kemudian ada 2 kolam air hangat untuk anak-anak dan dewasa. Di dalam kompleks pemandian terdapat berbagai fasilitas, ada gazebo, tempat duduk, mushola, penjual makanan dan minuman ringan kemudian terdapat fasilitas yang paling penting yaitu tempat bilas dan toilet.

Pertama kali kami mencoba kolam air dingin, kolam yang paling gede dan terdapat bagian yang dalam dan cetek dengan dibatasi sebuah besi. Terdapat juga sebuah perosotan. Setelah mempreteli baju dan celana panjang, dengan hanya mengenakan celana pendek kami langsung nyemplung di kolam air dingin. Bbbrrrr…ternyata airnya dingin banget dan sialnya saya nyemplung ditempat yang dalem, emang dasarnya saya ga terlalu jago berenang dengan sedikit panik saya mencoba berenang ke pinggir dan meraih pegangan besi. Saya marah-marah ke Nunu dan Malik karena ga ngasih tau dulu kalau kolamnya dalem. Mereka malah ketawa dengan senangnya. Akhirnya saya memanfaatkan kolam ini untuk sedikit belajar berenang.

Karena airnya dingin banget, kami hanya sebentar mandi di kolam air dingin ini. Kami keluar dari kolam dengan menggigil kedinginan dan langsung menuju kolam air hangat. Sampai di kolam air hangat, ternyata sudah penuh oleh manusia. Rame banget, beda ama kolam air dingin yang hanya segelintir orang saja yang menikmatinya. Kami langsung ambil ruang kosong untuk nyemplung diantara orang-orang yang berjajar di pinggir kolam. Pertama nyemplung rasa panas menjalar kesekujur tubuh, adaptasi tubuh dengan lingkungan baru sedang berlangsung. Rasanya nikmat sekali, otot-otot yang kaku serasa mengendur dengan cepat. Tubuh menjadi lebih rileks. Sambil bersandar di dinding kolam, kami menikmati hangatnya kolam. Terlihat Asap tipis keluar dari air dan malayang-layang diatas air dengan anggunnya.

Air dari Sangkanurip ini berbeda dengan air mineral di beberapa titik mata air panas lain di daerah pegunungan. Jika air pegunungan lain hanya mengandung belerang, air Sangkanhurip mengandung berbagai mineral dan renik dalam air hangatnya. Menurut hasil penelitian, air panas Sangkanhurip mempunyai kandungan seperti sulfat (SO4), silikon dioksida (SiO2), dan klorida (Cl) dengan konsentrasi tinggi. Meskipun letaknya di dekat Gunung Ciremai, air itu mengandung endapan marin, yang berarti air panas itu tak berhubungan dengan aktivitas Ciremai. Kandungan mineral dan renik dari air itu dipercaya bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Karena itu, air panas bersuhu sekitar 40-50 derajat celsius yang keluar dari mata air di Desa Sangkanhurip ini banyak dimanfaatkan warga dan pengunjung untuk mandi, bahkan berendam.

Kolam air hangat ini ga begitu dalam hanya sebatas dada orang dewasa dan juga ga segede kolam air dingin. Saya keluar masuk kolam, karena kalau sudah lama di dalam kolam ga terasa hangat lagi dan saya akan keluar untuk duduk di pinggir kolam. Setelah badan terasa dingin lagi, saya masuk lagi ke kolam begitu seterusnya. Dari ibu-ibu, bapak-bapak dan para abg semua berbaur menikmati hangatnya air kolam. Ada yang dengan pedenya berpelukan mesra di dalam kolam. Disamping kolam terdapat penjual makanan dan minuman dan didepannya dengan santainya duduk dua orang wanita dengan pakaian sedikit menggoda memamerkan pahanya. Tidak lain dan tidak bukan adalah para psk yang lagi mangkal, ternyata mereka tidak hanya mangkal di luar tapi juga di dalam kompleks pemandian.

Setelah puas berendam di kolam air hangat, kami putuskan nyemplung lagi di kolam air dingin. Badan yang tadi sudah menghangat kembali diterpa hawa dingin. Semakin malam suhu airnya semakin bertambah dingin. Kami makin menggigil kedinginan. Walaupun dingin tapi kami betah aja main di kolam ini. Sempat juga si Malik nantang Nunu balapan renang. Kocak banget melihat mereka balapan renang, membuat saya ngakak di pinggir kolam. Si Malik lagi-lagi membuat saya ketawa ngakak, dia dengan pedenya naik ke atas perosotan dan meluncur ke kolam dengan kocaknya. Saya dan Nunu ga bisa menahan tawa, kami ngakak sampai perut kami sakit.

Karena malam makin larut, kami putuskan untuk segera mengakhirinya. Tapi kami ingin terlebih dulu menghangatkan badan untuk terakhir kalinya di kolam air hangat Sangkanurip. Kami kembali menceburkan diri dan rasa hangat kembali menjalar di tubuh kami mengusir rasa dingin yang tadi menerpa. Hanya sebentar saja kami berendam, hanya sekedar menghangatkan badan sebelum pulang. Setelah dirasa cukup hangat, kami sudahi acara berendam air panas di Sangkanurip dan langsung menuju kamar bilas untuk membersihkan badan kami sekalian berganti pakaian. Selesai dari kamar bilas, kami nongkrong sebentar sambil ngobrol di tempat duduk yang terdapat atap berbentuk payung diatasnya. Nunu dan temannya ngrokok dengan nikmatnya.

Back to Home

Setelah puas nongkrong dan sebatang rokok yang dihisap Nunu habis, kami keluar kompleks pemandian dan langsung menuju parkiran. Sampai parkiran saya panik mencari kunci motor, Nunu ikut panik juga mencari kunci motornya. Melihat kami kebingungan, tukang parkir menghampiri kami. Ternyata kunci saya dan Nunu ketinggalan di motor, tukang parkir menemukan kunci kami masih tertancap di bawah jok. Kemungkinan kami lupa mencabutnya waktu kami mengkaitkan helm dibawah jok. Setelah menunjukkan stnk, akhirnya kunci motor diserahkan kepada kami.

Sekitar jam 22.00, kami meninggalkan Sangkanurip. Bersama dinginnya angin malam, kami pulang ke rumah Nunu dengan menyusuri jalanan yang sepi. Dengan santai kami mengendarai motor kami. Dinginnya malam benar-benar terasa menusuk badan di balik jaket. Badan kami yang tadi hangat kembali mendingin diterpa angin malam, memaksa kami menahan terpaannya sampai di rumah Nunu.

Sampai rumah nunu, jam di dinding menunjukkan hampir 22.30. Kami langsung menuju kamar untuk kembali menghangatkan badan setelah diterpa dinginnya angin malam sepanjang perjalanan pulang dari Sangkanurip. Walapun begitu badan terasa bener-bener rilek dan pikiran kembali jernih setelah berendam di air panas tadi, dan siap untuk menikmati kembali suguhan wisata yang ada di kabupaten Kuningan esok hari. Masih ada satu hari lagi yang bisa saya nikmati di Kuningan sebelum kembali ke kota kembang Bandung. Satu hari yang tidak akan saya sia-siakan. Satu hari lagi yang bisa menambah kenangan manis di Kota Kuningan. Kota asri di lereng Gunung Ciremai.

*Foto diambil dari hasil pencarian di internet.
















0 komentar:

Most Wanted

Statistics

Ping your blog, website, or RSS feed for Free
Powered By Blogger